Kamis, 13 Maret 2008

“Gaptek” Online

KECANGGIHAN teknologi ternyata tak selamanya membantu. Sering teknologi canggih “teronggok” begitu saja akibat manusianya gagap teknologi (gaptek). Kecanggihan komputer teranyar juga cukup dimanfaatkan untuk bermain game atau sebatas mengetik naskah. Tak heran muncul anggapan “manusia kerap menzalimi komputer”. Cuma, komputer tidak pernah mengajukan protes maupun mosi tidak percaya kepada manusia.Nasib ini yang dialami rencana besar Depag untuk membuat Sistem komputerisasi haji terpadu (Siskohat) on-line ke Kandepag kabupaten/kota. Alasanya untuk peningkatan pelayanan dan kemudahan operasional penyelenggaraan haji. Hanya, lebih dari sebulan ini projek tersebut belum berjalan.Dukungan teknologi Siskohat on-line tersebut sudah cukup. tiap Kandepag mendapatkan seperangkat komputer, sebuah kamera, sebuah alat pemindai sidik jari, dan modem untuk on-line ke Siskohat Depag pusat dan Bank Penerima Setoran (BPS) Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH).Rencananya, apabila Siskohat itu berjalan baik, maka prosedur pelayanan haji akan berubah. Calon haji (calhaj) akan datang terlebih dulu ke Kandepag untuk dimasukkan data-datanya ke Siskohat, diambil gambar dengan kamera, dan sidik jarinya. Nantinya foto dan sidik jari calhaj akan langsung dimasukkan dalam paspor haji agar tidak ada pemalsuan.Pada tahun lalu, pengerjaan paspor haji masih manual sehingga foto masih di-scan lalu dimasukkan ke paspor sehingga terjadi pemalsuan. Sidik jari calhaj juga baru diambil di asrama haji sehingga proses administrasi di asrama haji makin lama. Sidik jari sebagai tanda pengenal setiap calhaj selain gelang identitas.Setelah urusan di Kandepag selesai, calhaj pergi ke bank untuk membayar Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH). Calhaj mendapatkan nomor porsi haji yang menentukan berangkat tidaknya ibadah haji tahun ini. Rencana yang seharusnya sudah bergulir 1 April lalu ternyata belum jalan. Akhirnya sampai saat ini calhaj datang langsung ke bank untuk membayar BPIH dan data-datanya ditik petugas bank. Sedangkan Kandepag hanya menerima laporan dari bank dan calhaj tersebut.Padahal, untuk persiapan Siskohat on-line pengorbanan Kandepag kabupaten/kota lumayan besar. Seperti di Kandepag Kab. Bandung, akibat keterbatasan jumlah ruangan sehingga ruangan Siskohat “menggusur” ruangan kerja Kasi Haji dan Umrah, H. Dadi Rusmadi.Hal sama juga terjadi di Kandepag Kota Cimahi yang terpaksa “menyisihkan” ruangan Kasi Pekapontren untuk ruangan Siskohat on-line. Seperti diakui Kasi Urais dan Haji Kandepag Cimahi, H. Cecep Kosasih.Ruangan Siskohat juga harus diberi alas berupa karpet dan bebas dari debu sehingga di pintunya tertulis “alas kaki harus dibuka”.Belum lagi dengan pinjaman (utang) Kandepag untuk pembelian AC dan tralis agar menghindari pencurian. Teknologi canggih memang sering manja dan meminta “dimanjain”. Sungguh sayang apabila Siskohat on-line itu butuh waktu berbulan-bulan lagi agar bisa berjalan efektif. Wallahu-a’lam.(Sarnapi)***

Tidak ada komentar: