Kamis, 13 Maret 2008

Terorisme Lingkungan

BEBERAPA hari ini pemberitaan media massa salah satunya terfokus kepada penemuan “sangkar” yang diduga sebagai kelompok teroris di Sukoharjo, Jawa Tengah. Bunker penyimpanan senjata dan bom rakitan ditemukan oleh aparat berwajib.Tapi, mengapa kita selalu mengaitkan teroris dengan aksi radikal bersenjata? Bom bunuh diri atau ada yang menyebut bom syahid? Kita lupa dengan jenis terorisme baru yang dampaknya lebih bahaya daripada teroris bersenjata.Terorisme jenis baru itu adalah terorisme lingkungan hidup yakni orang atau lembaga yang melakukan perusakan lingkungan. Stempel terorisme lingkungan ini dicetuskan Prof. Dr. H. M. Abdurrahman, dalam pengukuhan guru besarnya di bidang ilmu hadis Unisba, belum lama ini. Perusak lingkungan hidup seperti perambah hutan, pembalakan liar (illegal logging), maupun pabrik yang membuang limbah sesenaknya sudah masuk dalam kategori tindak kejahatan terorisme lingkungan (eco terorism). Tentu, Abdurrahman yang akrab dipanggil Babeh merujuk kepada ayata-ayat Alquran maupun hadis yang melarang umat manusia untuk merusak lingkungan.Cap teroris lingkungan merupakan suatu keniscayaan di tengah degradasi mutu lingkungan hidup. Singkatnya, seperti kondisi Bandung yang ketika kemarau kekeringan dan saat hujan kebannjiran.Dengan merusak lingkungan berarti menyebabkan terganggunya siklus alam, kematian binatang, rusaknya sumber daya air, dan bencana banjir maupun longsor. Padahal, umat Islam berkewajiban memelihara lingkungan selain memelihara agama, diri sendiri, harta, maupun akal pemikirannya.Wajibnya memelihara lingkungan bahkan berlaku ketika kiamat sudah dekat, seperti judul sinetron. Nabi menyatakan seandainya sudah berdiri kiamat dan di tangan salah seorang dari kalian ada benih, maka bila mungkin jangan berdiri dulu sebelum benih tersebut ditanam.Bahkan, ibadah kecil seperti wudu amat terkait dengan lingkungan hidup. Seandainya hutan gundul yang berdampak kepada keringnya sumber air, maka Muslim pun tidak bisa berwudu. Sangat aneh bila nantinya Muslimin Bandung harus bertayamum karena ketiadaan air. Aneh, tapi bisa nyata!Bisa jadi aksi-aksi teroris lingkungan lebih menyengsarakan ribuan, ratusan ribu, bahkan jutaan umat manusia. Orang baik-baik pun terkena bencana apabila lingkungan rusak. Longsor, banjir, maupun kekurangan air tidak akan memilih dan memilah antara warga yang saleh dan warga “salah”.Wallahu-a’lam.(Sarnapi)***

Tidak ada komentar: